Makalah: Etika Pendidikan
Kamis, November 03, 2016
Add Comment
Etika Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Etika Pendidikan dalam arti luas memiliki tujuan menciptakan
generasi yang emansipatoris, terbebas dari belenggu keterbelakangan serta
berbagai problem-problem sosial dalam masyarakat yang dapat menyebabkan
terhambatnya kesejahteraan bersama. Dikarenakan hal tersebut maka diperlukan
adanya suatu sistem kenegaraan atau sistem poliltik yang mengatur pendidikan
tersebut sesuai dengan tujuan yang telah terjabarkan diatas.
Tujuan pendidikan menciptakan generasi yang cerdas, namun juga memiliki
etika (moral) yang dapat membantunya dalam bersosialisasi dalam masyarakat,
karena itulah pendidikan secara idealnya bersumber atas landasan lokal
(lingkungan dan situasi sekarang) berkaitan dengan kebutuhan masyarakatnya dan
memperhitungkan motif-motif sosial ekonomi, kultur dan politis yang terdapat
pada situasi tersebut. Sehingga dapat mempersiapkan individu untuk menghadapi
masa-masa yang akan terus berubah kedepannya.
Dalam permasalahan diatas maka diangap perlu untuk membahas etika
pendidikan agar ketika kita menjadi insane berpendidikan dapat diterima oleh
masyarakat
B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana pengertian Etika?
2.Bagaimana pengertian
pendidikan?
3.Bagaimana pengertian Etika pendidikan ?
4.Bagaimana ruang lingkup Etika pendidikan ?
5.Bagaimana obyek Etika pendidikan
?
C.Tujuan
1.Agar mahasiswa dapat lebih memahami tentang pengertian, ruang lingkup dan
obyek kajian Etika Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Etika Pendidikan
Istilah etika berasal dari bahasa yunani kuno,
kata yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti: tempat
tinggal yang biasa, kebiasaan, adat, akhlaq, watak, perasaan, cara berfikir.
Dala bentuk jamak (ta etha) artinya adalah: adat kebiasaan.[1]
Sedangkan Etika menurut para ahli sebagai berikut
(Abuddin, 2000: 88-89):
1.Ahmad Amin berpendapat,
bahwa etika merupakan ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan
apa yang seharusnya dilakukan manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh
manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa
yang harus diperbuat.
2.Soegarda Poerbakawatja
mengartikan etika sebagai filsafat nilai, kesusilaan tentang baik buruk, serta
berusaha mempelajari nilai-nilai dan merupakan juga pengatahuan tentang
nilai-nilai itu sendiri.
3.Ki Hajar Dewantara mengartikan
etika merupakan ilmu yang mempelajari soal kebaikan (dan keburukan) di dalam
hidup manusia semaunya, teristimewa yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa
yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang
dapat merupakan perbuatan.
Etika adalah
ilmu yang membahas dan mengkaji secara kritis persoalan benar dan salah secara
moral tentang bagaiman harus bertindak dalam situasi konkrit, etika berupa
refleksi kritis untuk menentukan pilihan, sikap dan bertindak secara benar
ketika terjadi dilema dalam menentukan kegardaan moral yang sama-sama sah dalam
kehidupan. Sedangkan moral bukanlah ilmu untuk menelaah tetapi ia menjadi obyek
dari etika, ketika etika berfungsi sebagai ilmu yang menelaah.
Makna
pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai nilai di dalam masyarakat dan kebudayaaan,
dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat,
didalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itu sering di nyatakan
pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada
hakekatnya merupakan suatu usaha manusia melestarikan hidupnya.
Istilah pendidikan ini menurut carter V. Good dalam “Dictionary of
Education “ di jelaskan sebagai berikut:
a.Seni praktek atau profesi
sebagai pengajar (pengajaran).
b.Ilmu yang sistematis atau
pengajaran yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan metode-metode pengajaran
pengawasan dan bimbingan murid; dalam istilah luas digantikan dengan istilah
pendidikan.[2]
Menurut Prof. Lodge dalam buku “philosophy of education” menyatakan bahwa
perkataan “pendidikan” dipkai kadang-kadang dalam arti yang lebih sempit. Dalam
pengatian yang lebih luas, semua pengalaman dapat di artikan sebagai pendidikan
seorang anak mendidik orang tuanya seperti halnya pula seorang murid mendidik
gurunya, bahkan seekor anjing mendidik tuannya. Segala sesuatu yang kita
katakana, pikiran atau kerjakan mendidik kita tidak berbeda dengan apa yang dikatakan atau dilakukan sesuatu kepada kita, baik dari
benda benda hidup maupun dari benda benda mati. Dalam pengertian yang lebih
luas ini hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup.
Sedangkan pengertian yang lebih sempit pendidikan dibatasi dengan fungsi
tertentu didalam masyarakat yang terdiri
dari penyerahan adat istiadat (tradisi) dgan latar belakang sosialnya,
pandangan hidup masyarakat itu kepada warga masyarakat generasi berikutnya dan demikian seterusnya.
Dalam pengertian yang lebih sempit ini, pendidikan berarti, bahwa
prakteknya identik dengan “sekolah” yaitu pengajaran formal dalam kondisi
kondisi yang diatur.[3]
Etika pendidikan adalah suatu
poses pendidikan berjalan sesuai etika di masyarakat, sebab ketika suatu pendidikan
berbeda dengan sistem yang berlaku di masyarakat, maka pendidikan tersebut
tidak akan bisa berkembang bahkan dijauhi oleh masyarakat dan akhirnya akan
kehilangan eksistensinya.
Antara etika dan pendidikan
itu sangatlah erat dikarenakan etika itu mengakaji bagaimana cara pembelajaran
yang benar sedangkan pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai nilai di
dalam masyarakat dan kebudayaaan, disini jelas disebutkan ketika seseorang ingin
memiliki pendidikan maka orang tersebut harus memiliki etika yang baik agar
dapat diterima oleh masyarakat.
B.Ruang Lingkup Etika Pendidikan
Menurut Mohd.Nasir Ibn Omar, lapangan kajian
filsafat moral (etika) pada masa itu berkisar pada persoalan-persoalan:
sifat-sifat bajik dan kebhagiaan jiwa, tiga daya jiwa dan pengaruhnya pada
perilaku, kontrol jiwa atau penyucian jiwa mwlalui ilmu pengetahuan, disiplin
dan hubungannyaa dengan masyarakat sehingga jiwa twrbebas dari segala
kejahatan, mencapai kesempurnaan dan kabahagiaan yang tertinggi.[4]
Ruang lingkup etika pendidikan tidak memberikan
arahan yang khusus atau pedomaan yang tegas terhadap pokok-pokok bahasannya,
tetapi secara umum ruang lingkup etika adalah sebagai berikut :
a.Sejarah tentang tingkah laku manusia
b.Cara-cara menghukum, menilai baik dan
buruknya suatu pengajaran atau pekerjaan
c.Etika menyelidiki faktor-faktor penting yang
mencetak, mempengaruhi dan mendorong lahirnya tingkah laku manusia, meliputi
faktor manusia itu sendiri, fitrahnya atau nalurinya, adat kebisaanya,
lingkungannya, kehendak, cita-citanya, suara hatinya, motif yang mendorongnya,
perbuatan dan masalah pendidikan
d.Etika menerangkan mana yang baik dan mana
yang buruk. Menurut ajaran islam etika yang baik itu harus bersumber pada al
Qur’an dan hadits Nabi
e.Etika menegaskan arti dan tujuan hidup yang
sebenarnya, sehingga dapatlah manusia terangsang secara aktif mengerjakan
kebaikan dan menjauhkan segala kelakuan yang buruk dan tercela.
C.Obyek Etika
Pendidikan
Obyek Etika
Pendidikan adalah setiap tingkah laku atau perbuatan
manusia yang berkaitan dengan norma yang belaku di masyarakat, sehingga dapat
dikatakan bahwasannya tingkah laku manusia itu, baik yang dapat diamati secara
langsung maupun tidak, dapat dijadikan sebagai bahan tinjauan, tempat penilaian
terhadap norma yang berlaku di masyarakat. Perbuatan menjadi obyek ketika etika
mencoba atau menerapkan teori nilai.
Perpaduan antara nilai dengan perbuatan
sebagai pelaksanaannya menghasilkan sesuatu yang disebut moral atau kesusilaan.
Perbuatan yang dapat dihubungkan dengan nilai etis adalah:
a.Perbuatan oleh diri sendiri baik
dalam keadaan sadar maupun tidak.
b.Perbuatan oleh pengaruh orang lain
bisa berupa saran, anjuran, nasehat, tekanan, paksaan, peringatan, ataupun
ancaman.
Menurut pendapat Dr. Achmad Amin yang
mengemukakan bahwa perbuatan yang dimaksud sebagai obyek etika ialah perbuatan
sadar baik oleh diri sendiri atau pengaruh orang lain yang dilandasi oleh
kehendak bebas dan disertai niat dalam batin.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Istilah etika berasal dari bahasa yunani kuno,
kata yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti: tempat
tinggal yang biasa, kebiasaan, adat, akhlaq, watak, perasaan, cara berfikir.
Dala bentuk jamak (ta etha) artinya adalah: adat kebiasaan
Ahmad
Amin berpendapat, bahwa etika merupakan ilmu yang menjelaskan arti baik dan
buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia, menyatakan tujuan
yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan
untuk melakukan apa yang harus diperbuat.
Pendidikan
secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai nilai di dalam masyarakat dan kebudayaaan,
dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat,
didalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itu sering di nyatakan
pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada
hakekatnya merupakan suatu usaha manusia melestarikan hidupnya.
Etika pendidikan adalah suatu poses pendidikan berjalan sesuai etika di
masyarakat, sebab ketika suatu pendidikan berbeda dengan sistem yang berlaku di
masyarakat, maka pendidikan tersebut tidak akan bisa berkembang bahkan dijauhi
oleh masyarakat dan akhirnya akan kehilangan eksistensinya.
DAFTAR PUSTAKA
Amar,Isrofil.2009.Etika Politik Pendidikan
Agama Islam.Jakarta:Prenada Media Group.
M,Amir.2002.Etika Islam.Yogyakarta:Pustaka
Pelajar.
http://www.anneahira.com/etika-pendidikan.htm
diambil ahad 29 desember 2013
K.
bertens,2001 Etika, Jakarta :PT Gramedia pustaka utama
Noor syam. M,
dkk 1988. Pengantar dasar dasar kependididkan , Surabaya: usaha nasional
[1]K. bertens, Etika, (Jakarta
:PT Gramedia pustaka utama 2001), hal 4
[2]Tim dosen FIP-IKIP Malang, pengantar
dasar-dasar kependidikan (Surabaya: usaha nasional 1988) hal 2-3
[3]Tim dosen FIP-IKIP Malang, pengantar
dasar-dasar kependidikan (Surabaya: usaha nasional 1988) hal 5-6
0 Response to "Makalah: Etika Pendidikan"
Posting Komentar